Rabu, 07 April 2010

DESAIN PENELITIAN

A. Pendahuluan
Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat desain penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menuntukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.
Desain artinya rencana, tetapi apabila dikaji lebih lanjut kata itu dapat berarti pula pola, potongan, bentuk, model, tujuan dan maksud (Echols dan Hassan Shadily, 1976:177). Desain penelitian menurut William M.K. Trochim (2006)
“ Research design can be thought of as the structure of rearchit is the “glue” that holds all of the elements in a research project together.”
Sedangkan Lincoln dan Guba (1985:266) mendefinisikan rancangan penelitian sebagai usaha merencanakan kemungkinan-kemungkinan tertentu secara pasti apa yang dikerjakan dalam hubungan dengan unsur masing-masing. Desain penelitian menurut Mc Milan dalam Ibnu Hadjar (Imam Fachruddin: 2009) adalah rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. Definisi lain (Arikunto, 2006:51) mengatakan bahwa desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan.
Desain penelitian ini merupakan kerangka atau perincian prosedur kerja yang akan dilakukan pada waktu meneliti, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran dan arah mana yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian tersebut, serta memberikan gambaran jika penelitian itu telah jadi atau selesai penelitian tersebut diberlakukan. Desain penelitian yang baik dapat memudahkan kita dalam melakukan penelitian. Yang dimaksud rancangan penelitian adalah pokok-pokok atau tiang-tiang dari suatu usul penelitian yang menggambarkan suatu penelitian itu dilakukan dan bagaimana hasil-hasil penelitian itu diperkirakan setelah selesai nanti
Desain penelitian merupakan cetak biru yang menentukan pelaksanaan selanjutnya. Penyusunan desain ini dilakukan setelah kita menetapkan topik (judul) penelitian yang akan dilaksanakan. Seorang peneliti sosial menghadapi banyak kendala jika dia memulai penelitiannya tanpa suatu rencana penelitian tertentu.
Desain penelitian memaparkan apa, mengapa, dan bagaimana masalah tersebut diteliti dengan menggunakan prinsip-prinsip metodologis. Setiap bagian dari suatu rancangan penelitian dipaparkan bagimana cara menyusunnya, apa yang harus dikemukakan di dalamnya, bagaimana cara menyambungnya dengan bagian-bagian yang lain, sehingga membentuk rangkaian yang kokoh dalam satu format laporan yang utuh. Utuh di sini dimaksudkan memenuhi syarat yang diminta sebagai suatu kerangka penelitian ilmiah.
Apabila studi penelitian kita telah diformulasikan, maka tahap berikutnya adalah menyusun rencana penelitian, setelah itu barulah rencana tersebut dijalankan dengan beberapa pertimbangan yaitu; pendekatan apa saja yang akan dipakai dalam menyelesaikan penelitian, metode apakah yang dipakai dan strategi apa saja yang lebih efektif dan efisien. Keputusan mengenai rencana tergantung pada maksud, tujuan studi, masalah penelitian. Ketika maksud dan tujuan telah selesai disusun secara berurutan, maka penelitian kita mempunyai batasan yang eksplisit atau terarah sehingga perhatian dapat dipusatkan terhadap target tang telah ditentukan.
Pada umumnya suatu penelitian mengandung dua aspek yang saling berhubungan dan merupakan persyaratan untuk suatu penelitian, yaitu:
1. Substansi Penelitian
Substansi penelitian menunjuk pada substansi tertentu yang akan diteliti. Masalah yang akan diteliti harus jelas substansinya. Pada penelitian ilmiah, substansi itu mengacu pada teori tertentu yang berada dalam lingkup suatu ilmu pengetahuan. Suatu penelitian dikatakan memiliki signifikansi teoritis jika penelitian tersebut berfungsi mengembangkan teori-teori dari ilmu pengetahuan yang menjadi substansinya. Selain memiliki signifikansi teoritis, suatu penelitian juga harus memiliki signifikansi praktis jika penelitian tersebut mendukung kepentingan-kepentingan praktik sehingga memberikan manfaat kepada masyarakat terkait.
2. Metodologi Penelitian
Penelitian terhadap substansi tertentu itu harus memenuhi persyaratan metodologi penelitian sebagai suatu proses yang sistematis, terkendali, kritis, dan analitis.
Berkaitan dengan kedua syarat tersebut, maka desain penelitian pada umumnya dapat dibagi dalam dua pokok, yaitu konseptualisasi masalah dan operasionalisasi. Kedua pokok tersebut dapat disusun dalam pokok-pokok sebagai berikut:
1. Latar Belakang Penelitian
2. Tujuan dan Hipotesis
3. Kerangka Dasar Penelitian
4. Penarikan Sampel
5. Metode Pengumpulan Data
6. Analisis Data

B. Latar Belakang Penelitian
Bagian ini merupakan fondasi dari seluruh proses penelitian karena semua konsep dasar dijelaskan di sini. Sering juga bagian ini diberi judul Pendahuluan. Karena pentingnya bagian ini, maka paling sedikit ada 3 bagian yang perlu diungkapkan di sini.
Yang pertama adalah dasar-dasar pemikiran pentingnya masalah yang akan diteliti. Hal ini dapat diungkapkan dari dua pendekatan, yaitu secara teoritis dan secara empiris. Secara teoritis berarti kita bertitik tolak dari suatu teori yang menarik minat kita, mempelajari berbagai penelitian yang pernah dilakukan tentang itu dan beberapa sumber yang relevan. Kemudian kita berusaha melihat masalah itu dalam kenyataan empiris, mengungkapkan kesenjangan-kesenjangan yang ada dan usaha-usaha pernah dilakukan untuk mengulanginya. Bagian ini mengantar kita ke dalam perumusan masalah dalam bagian kedua. Bagian terakhir dalam latar belakang adalah mengungkapkan pentingnya (signifikansi) penelitian yang akan dilakukan.

C. Tujuan dan Hipotesis
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah kita uraikan sebelumnya, kita menyatakan secara eksplisit tujuan yang akan dicapai oleh penelitian yang bersangkutan. Tujuan penelitian yang dimaksud adalah jawaban terhadap pertanyaan dasar penelitian yang telah diungkapakan dalam latar belakang desain penelitian.kalau pertanyaan penelitiannya adalah “Apa yang mempengaruhi prestasi studi mahasiswa?”, maka pertanyaan ini menunjukkan bahwa masalah pokok penelitian berfokus pada prestasi studi mahasiswa. Seperti seorang dokter yang berhadapan dengan pasiennya, pertama-tama ia perlu mengetahui lebih dahulu apa penyakitnya, dan kalau sudah diketahui maka selanjutnya perlu mengetahui apa yang menyebabkan penyakit itu, apakah virus atau basil. Pertanyaan penelitian tersebut sama halnya dengan pasien seorang dokter. Pertama-tama ingin diketahui apakah “penyakitnya” pada prestasi studi, dan kalau benar maka faktor-faktor apa yang mempengaruhinya. Karena itu, tujuan penelitian yang pertama adalah “Mengetahui prestasi studi mahasiswa,” dan yang kedua adalah “Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi studi mahasiswa.”
Tujuan penelitian tersebut akan dipertajam dengan menyusunnya dalam bentuk hipotesis. Tujuan pertama disusun dalam hipotesis pertama: “Prestasi studi mahasiswa rendah.” Sebab kalau tidak rendah, maka tidak ada masalah (penyakit), dan karena itu tidak perlu dicari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tetapi, karena dalam pengamatan eksploratif telah tampak gejala-gejala yang mengarah pada “prestasi studi yang rendah,” maka tinggal kita membuktikannya melalui penelitian. Tujuan penelitian yang kedua dipertajam dengan sejumlah hipotesis sesuai dengan banyaknya faktor yang diduga akan mempengaruhi prestasi studi. Misalkan ada 3 faktor yang mempengaruhi prestasi studi itu menurut pengamatan kita, yaitu:
1. motivasi belajar,
2. latar belakang ekonomi, dan
3. Lingkungan belajar.

Untuk itu disusun 3 hipotesis, yaitu:
1. Ada hubungan yang positif antara prestasi studi dan motivasi belajar di kalangan mahasiswa.
2. Ada hubungan yang signifikan antara prestasi studi dan latar belakang ekonomi mahasiswa.
3. Ada hubungan yang signifikan antara prestasi studi dan lingkungan belajar mahasiswa.
Jadi, jelaslah bahwa hipotesis penelitian ini tidak lain dari jawaban tentatif terhadap pertanyaan penelitian.

D. Kerangka Dasar Penelitian
Dalam kerangka dasar penelitian ini diungkapkan semua variabel yang akan diteliti rumusan operasionalnya, yang dilengkapi dengan indikator empiris dan pengukurannya. Kemudian semua variabel tersebut disusun dalam suatu kerangka hipotesis yang memperlihatkan hubungan antar variabel yang satu dengan variabel yang lain. Pada contoh “prestasi studi mahasiswa” di atas, ada 4
1. prestasi studi,
2. motivasi belajar,
3. latar belakang ekonomi, dan
4. lingkungan belajar.

Terhadap masing-masing variabel ini disusun definisi operasionalnya. Dikatakan definisi operasional karena definisi tersebut menuntun kita pada pengumpulan data yang relevan dan valid. Misalnya, prestasi studi adalah indeks prstasi (IP) studi kumulatif yang telah diperoleh mahasiswa selama dua tahun berturut-turut menurut catatan yang ada pada kantor fakultas yang bersangkutan. Indikatornya adalah IP kumulatif, dan pengukurannya dilakukan pada skala interval. Definisi ini tidak operasional karena tidak menuntun kita ke data yang dibutuhkan untuk itu. Semua variabel yang akan diteliti didefinisikan secara demikian pula.
Semua variabel yang telah didefinisikan itu ditempatkan dalam suatu kerangka hipotesis sesuai dengan tipe penelitian yang ingin kita lakukan. Pada tipe penelitian eksplanatif, ada variabel yang diterangkan dan ada variabel yang menerangkan. Variabel yang diterangkan diperlakukan sebagai variabel dependen, dan variabel-variabel yang menerangkan diperlakukan sebagai variabel independen. Selain itu, banyaknya variabel dalam suatu hipotesis juga tampak dalam kerangka dasar ini. Kerangka dasar untuk hipotesis dengan bivariate berbeda dengan kerangka dasar untuk hipotesis dengan multivariate. Kerangka dasar ini menjadi acuan bagi analisis data terutama dalam pengujian hipotesis.

E. Penarikan Sampel
Bagian keempat yang perlu diungkapkan dalam desain penelitian ini adalah perencanaan tentang bagaimana sampel ditarik. Untuk maksud ini terlebih dahulu perlu digambarkan besar, batas-batas, dan ciri-ciri populasi penelitian. Apakah populasi penelitian tersebar dalam wilayah setempat. Besarnya populasi dinyatakan dalam jumlah anggota (satuan analisis) yang tercakup dalam populasi itu (target population). Kemudian digambarkan juga seberapa besar variasi di antara anggota-anggota populasi. Setelah itu barulah ditentukan seberapa besar sampel yang akan ditarik, dan bagaimana cara menariknya. Kalau kita kembali pada contoh di atas tentang “prestasi studi mahasiswa,” maka populasi kita misalnya adalah mahasiswa perguruan tinggi X semester kelima sebanyak 2.000 orang. Mahasiswa sebanyak ini bervariasi menurut fakultasnya (misalnya ada 3 fakultas), dan dari jumlah ini akan ditarik sampel sebanyak 10% (200 orang). Sampel ditarik secara berlapis proporsional, sebagai berikut
Strata Populasi Sampel
Fakultas A 750 75
Fakultas B 600 60
Fakultas C 650 65
Jumlah 2000 200

F. Metode Pengumpulan Data
Bagian ini menunjukkan bagaimana data dari masing-masing variabel yang telah disebutkan di atas dikumpulkan dari sampel penelitian. Dari antara berbagai metode yang ada dipilih yang sesuai sehingga kita mendapat data yang valid dan dapat dipercaya. Beberapa metode itu adalah wawancara, kuesioner, angket, observasi, dan dokumenter. Untuk setiap variabel dapat dipilih dua atau lebih metode, salah satunya adalah metode yang diutamakan, dan yang lainnya dipakai untuk mengontrol atau melengkapi metode utama.
G. Analisis Data
Dalam rangka mencapai tujuan penelitian, data yang akan dikumpulkan perlu dianalisis. Rancangan tentang analisis itu perlu diungkapkan dalam bagian ini. Supaya lebih sistematis, maka analisis ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama disebut analisis pendahuluan, dan tahap kedua analisis lanjut. Analisis pendahuluan terbatas pada analisis deskriptif untuk setiap variabel pada sampel. Tujuannya untuk mengetahui karakteristik setiap variabel pada sampel, dan menentukan alat analisis pada analisis lanjut. Alat-alat analisis yang dipakai untuk ini adalah (1) tabel distribusi, (2) diagram statistik, (3) ukuran tendensi pusat, seperti ukuran rata-rata, modus, median, (4) dispersi yang menggambarkan variasi, dan (5) estimasi parameter.
Analisis lanjut bertujuan untuk menguji hipotesis. Alat-alat analisis yang dipakai untuk ini pertama-tama tergantung pada model hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Ada analisis uji hipotesis univariate, analisis uji hipotesis bivariate, dan analisis uji hipotesis multivariate. Masing-masing alat analisis terdiri atas sejumlah analisis, tergantung pada pengukuran variabel-variabel yang bersangkutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar