Senin, 24 Mei 2010

METODE PENGUMPULAN DATA

A. Proses Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian.
Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.Indikator empiris menunjuk pada apa yang diamati dari variabel yang besangkutan, dan pengukuran menunjuk pada kualitas yang diamati.
Sehubungan dengan masalah pengukuran ini, harus disadari bahwa kita menghadapi proyek yang berbeda-beda yang mengakibatkan adanya variasi dalam pengukuran. Prof. Dr. Sutrisno Hadi, M.A. (1987:97) menyebutkan 5 sumber variasi pada pengukuran, yaitu:
1. perbedaan yang terdapat dalam obyek-obyek yang diukur;
2. perbedaan situasi pada saat pengukuran dilakukan;
3. perbedaan alat pengukuran yang digunakan;
4. perbedaan penyelenggaraan atau administrasinya;
5. perbedaan pembacaan dan atau penilaian hasil peng-ukurannya.
Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dalam melakukan pengumpulan data. Masalah validitas dan reliabelitas merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam masalah pengukuran ini. Alat ukur dikatakan valid apabila alat itu mengukur yang diukurnya dengan teliti. Meter adalah alat pengukur panjang, bukan berat. Tes kecerdasan adalah alat pengukur intelegensi, bukan kerajinan. Pengukurnya valid jika alat ukur tersebut mengukur yang diukurnya dengan teliti. Selanjutnya pengukuran dikatakan reliable (andal) jika alat ukur itu dipakai berulang-ulang pada obyek sama, maka hasilnya tetap.
Proses pengumpulan data itu sendiri menurut Nan Lin (1976:197) pada umumnya terdiri atas 8 tahap sebagai berikut:
1. Tinjauan literatur dan konsultasi dengan ahli
2. Mempelajari dan melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat di mana data akan dikumpulkan.
3. Membina dan memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan lingkungannya.
4. Uji coba atau pilot study.
5. Merumuskan dan menyusun pertanyaan.
6. Mencatat dan memberi kode (recording dan coding)
7. Cross checking, validitas, dan realibilitas
8. Pengorganisasian dan kode ulang data yang telah ter-kumpul supaya dapat dianalisis.

B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik) menunjuk pada suatu kata abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihatkan penggunaannya (Riduwan, 2008:69). Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode tertentu sesuai dengan tujuannya. Ada berbagai metode yang telah kita kenal antara lain wawancara, pengamatan (observasi), kuesioner atau angket, dan dokumenter.
Metode yang dipilih untuk setiap variabel tergantung pada berbagai faktor terutama jenis data dan ciri responden. Untuk data historis misalnya tidak bisa ditemukan dengan observasi, tetapi dimungkinkan dengan dokumenter dan wawancara. Kalau kebanyakan responden merasa asing pada komunikasi media tulis, maka wawancara merupakan salah satu cara yang perlu dipertimbangkan. Karena metode pengumpulan data tergantung karakteristik data variabel, maka metode yang dipergunakan tidak selalu sama untuk setiap variabel. Suatu variabel juga dapat mempergunakan dua metode atau lebih, yang pertama adalah metode utama, dan yang lain untuk kontrol silang.

1. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin. Peranan pengamat dapat dibedakan berdasarkan hubungan partisipasinya dengan kelompok yang diamatinya, yaitu:
a. Partisipan penuh
Menyamakan diri dengan orang yang diteliti.
b. Partisipan sebagai pengamat
Masing-masing pihak, baik pengamat maupun yang diamati, menyadari peranannya.
c. Pengamat sebagai partisipan
Peneliti hanya berpartisipasi sepanjang yang dibutuhkan dalam penelitiannya.
d. Pengamat sempurna (complete observer)
Peneliti hanya menjadi pengamat tanpa partisipasi dengan yang diamati. Ia mempunyai jarak dengan responden yang diamatinya.

Proses pengamatan itu sendiri terdiri atas:
a. Persiapan termasuk latihan (training);
b. Memasuki lingkungan penelitian;
c. Memulai interaksi;
d. Pengamatan dan pencatatan;
e. Menyelesaikan tugas lapangan.

Persoalan-persoalan yang perlu diperhatikan pada pengamatan terutama disebabkan metode ini sangat mengandalkan “penglihatan” (mata) dan “pendengaran” (telinga). Dari kedua alat indra itu, mata punya peranan yang lebih dominan. Oleh karena itu, perlu disadari keterbatasan-keterbatasan dari alat penglihatan ini:
a. Harus percaya bahwa alat penglihatannya baik dan dapat menangkap fakta dengan benar;
b. Penglihatan orang mempunyai kelemahan dan keterbatas-an, misalnya tidak mampu melihat jarak yang jauh, atau terjadi bias penglihatan;
c. Berusaha mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut.

2. Survei
Nan lin ( 1976 : 220 ) merumuskan pengertian survei sebagai berikut:

The survey is data-collection method in which an instrument is used a to solicit responses from a sample of respondents.

Survei adalah metode pengumpulan data dengan meng-gunakan instrument untuk meminta tanggapan dari responden tentang sampel. Ciri- cirinya adalah:
a. Dipakai pada sampel yang mewakili populasi, khususnya probabilistic sampling.
b. Tanggapan (respons) didapatkan secara langsung dari responsden.
c. Karena survei biasanya dipakai pada sampel yang mewakili populasi, maka metode itu lebih disukai jika ingin ditarik kesimpulan dari sampel. Penggunaan survey melibatkan banyak responden, dan mencakup area yang lebih luas di-bandingkan dengan metode lainnya.
d. Survei dilaksanakan dalam situasi yang alamiah. Biasanya responden dikunjungi di kantor atau di rumah untuk dimintai informasi. Responden tidak perlu direpotkan dengan keharusan untuk menghadiri acara tertentu.
Pada dasarnya survei terdiri atas: wawancara dan kue-sioner. Wawancara biasanya dilakukan dalam hubungan langsung atau bentuk tatap muka antara pewawancara dan responden, mengajukan pertanyaan, meminta tanggapan, dan melaporkan tanggapan itu secara tertulis. Instrumennya disebut schedule. Bentuk yang paling umum dari kuesioner adalah kuesioner tertulis yang dikirim langsung kepada responden. Di dalamnya terdapat pedoman untuk membimbing responden memberikan tanggapannya. Instrumennya disebut kuesioner.
Keuntungan dari kuesioner terutama pada kebakuan dan biayanya yang rendah, sedangkan keuntungan wawancara terletak pada fleksibilitasnya dan tingkat ketergantungan pada responden.

3. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara pe-neliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Karena itu, wawancara tidak hanya menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat me-nangkap perasaan, pengalaman, emosi, motif, yang dimiliki oleh responden yang bersangkutan. Di sinilah terletak ke-unggulan dari metode wawancara. Menurut Mohamad Ali (1983:83), keunggulan wawancara sebagai alat penelitian adalah:
1. Wawancara dapat dilaksanakan kepada setiap individu tanpa dibatasi oleh faktor usia maupun kemampuan membaca.
2. Data yang diperoleh dapat langsung diketahui obyek-tivitasnya karena dilaksanakan secara tatap muka.
3. Wawancara dapat dilaksanakan langsung kepada responden yang diduga sebagai sumber data (dibandingkan dengan angket yang mempunyai kemungkinan diisi oleh iorang lain)
4. Wawancara dapat dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki hasil yang diperoleh baik melalui observasi terhadap obyek manusia maupun bukan manusia; juga hasil yang diperoleh melalui angket.
5. Pelaksanaan wawancara dapat lebih fleksibel dan dinamis karena dilaksanakan dengan hubungan langsung, sehingga memungkinkan diberikannya penjelasan kepada responden bila suatu pertanyaan kurang dapat dimengerti.
Meskipun wawancara mempunyai banyak manfaat, namun terdapat pula beberapa kelemahan, di antaranya:
1. Oleh karena wawancara biasanya dilakukan secara perseorangan, maka pelaksanaannya menuntut banyak waktu, tenaga, dan biaya, terutama bila ukuran sampel cukup besar.
2. Faktor bahasa, baik dari pewawancara maupun responden, sangat mempengaruhi hasil atau data yang diperoleh.
3. Sering terjadi wawancara dilakukan secara bertele-tele.
4. Wawancara menuntut penyesuain diri secara emosional atau mental-psikis antara pewawancara dan responden.
5. Hasil wawancara banyak tergantung kepada kemampuan pewawancara dalam menggali, mencatat, dan menafsirkan setiap jawaban.

4. Kuesioner (Angket)
Kuesioner atau angket hanya berbeda dalam bentuknya. Pada kuesioner, pertanyaan disusun dalam bentuk kalimat tanya, sedangkan pada angket, pertanyaan disusun dalam kalimat petanyaan dengan opsi jawaban yang tersedia. Kalau metode pengamatan dan metode wawancara menempatkan peneliti dalam hubungan langsung dengan responden, maka dalam metode angket hubungan itu dilakukan melalui media, yaitu daftar pertanyaan yang dikirim kepada responden. Sering terjadi bahwa kuesioner yang dikirim tidak diisi dan tidak dikembalikan oleh responden. Dalam hal seperti ini maka peneliti mendatangi sendiri responden dan menyampaikan kepada mereka daftar pertanyaan untuk diisi. Ini berarti di samping angket dipakai, pengamatan dan wawancara juga digunakan.

Keunggulannya:
a. Angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah besar responden yang menjadi sampel.
b. Dalam menjawab pertanyaan melalui angket, responden dapat lebih leluasa karena dipengaruhi oleh sikap mental hubungan peneliti dan responden.
c. Setiap jawaban dapat dipikirkan masak-masak terlebih dahulu, karena tidak terikat oleh cepatnya waktu yang diberikan kepada responden untuk menjawab pertanyaan sebagaimana dalam wawancara.
d. Data yang dikumpulkan dapat lebih mudah dianalisis, karena pertanyaan yang diajukan kepada setiap responden sama.

Kelemahannya:
1. Pemakaian angket terbatas pada pengumpulan pendapat atau fakta yang diketahui responden, yang tidak dapat diperoleh dengan jalan lain.
2. Sering terjadi angket diisi oleh orang lain (bukan responden yang sebenarnya), karena dilakukan tidak secara langsung berhadapan muka antara peneliti dan responden.
3. Angket diberikan terbatas kepada orang yang melek huruf.

5. Metode Dokumenter
Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) misalnya adalah dokumen politik yang mencatat peristiwa penting yang terjadi pada tanggal 11 Maret 1966. Data statistik yang diterbitkan secara berkala oleh Biro Pusat Statistik adalah dokumen yang mencatat berbagai perkembangan yang terjadi di Indonesia dalam kurun waktu tertentu. Jurnal dalam bidang keilmuan tertentu termasuk dokumen penting yang merupakan acuan bagi peneliti dalam memahami obyek penelitiannya. Bahkan, literature-literatur yang relevan dimasukkan pula dalam kategori dokumen yang mendukung penelitian. Semua dokumen yang behubungan dengan penelitian yang bersangkutan perlu dicatat sebagai sumber informasi.



C. Instrumen Penelitian
Selanjutnya, untuk menggunakan cara yang telah ditentukan (pengamatan, wawancara, kuesioner, dokumenter) dibutuhkan alat yang dipakai untuk mengumpulkan data. Alat itulah yang kita sebut dengan instrumen penelitian. Supaya instrumen ini dapat berfungsi secara efektif, maka syarat validitas dan realibilitas harus diperhatikan sungguh-sungguh. Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar pertanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden. Instrumen itu disebut Pedoman Pengamatan atau Pedoman Wawancara atau Kuesioner atau Pedoman Dokumenter, sesuai dengan metode yang dipergunakan. Pada suatu proyek penelitian dapat dipergunakan lebih dari satu metode pengumpulan data. Ini berarti ada satu atau beberapa variabel yang diteliti melalui dua metode, misalnya kuesioner dan pengamatan. Untuk itu perlu disusun dua instrumen. Kedua instrumen itu dibedakan dengan formulir yang berbeda. Formulir 01 untuk Pedoman Pengamatan dan Formulir 02 untuk Pedoman Wawancara.
Pada umumnya bentuk instrumen penelitian itu adalah sebagai berikut:
1. Halaman judul
Pada halaman ini ditulis judul instrumen, misalnya Pedoman Wawancara pada Penelitian X. Pada sudut kanan atas diberikan nomor formulir dan nomor responden. Kemungkinan kita menggunakan 3 bentuk instrumen, yaitu Formulir 01: Pedoman Wawancara, Formulir 02: Pedoman Pengamatan, dan Formulir 03: Daftar Angket. Nama responden yang memberikan informasi melalui instrumen itu tidak dicantumkan dalam lembar instrument, tetapi dicatat pada daftar tersendiri yang tidak boleh dipubli-kasikan. Karena itu nomor responden merupakan pengganti dari nama-nama mereka. Di bawah judul sering dicantumkan pula tanggal pengisian instrumen tersebut.
2. Halaman pengantar
Di sini dikemukakan maksud dan tujuan instrumen itu supaya tidak ada keraguan responden dalam mengisi. Kemudian dijelaskan cara mengisi jawaban, kalau perlu dengan contoh. Akhirnya kemukakan harapan-harapan Anda dan jangan lupa ucapkan terima kasih kepada responden.
3. Halaman isi
Halaman-halaman ini terdiri atas butir-butir pertanyaan yang diperlukan untuk memperoleh data yang relkevan. Dimulai dari identitas responden, kemudian variabel-variabel yang sesuai dengan desain penelitian. Butir-butir pertanyaan itu disusun dalam 3 kolom, yaitu:
a. Pertanyaan atau pernyataan (kalau angket);
b. Jawaban;
c. Kode (hanya diisi oleh peneliti).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar